1. Flirting di kantor?
Jika Anda mengira bahwa flirting itu hal biasa, coba pikirkan lagi.
Flirting itu terbukti selalu menimbulkan masalah. Berbagai tindakan yang
menjurus pada flirting seperti senyuman yang terkesan spesial kepada
lawan jenis atau dengan tanpa pertimbangan mengatakan "kamu itu cantik
juga ya…"—bisa menjadi sinyal bahwa Anda mengisyaratkan sebuah hubungan
yang lebih dari sekadar 'biasa'. Mungkin maksud Anda sama sekali bukan
ke arah sana, tapi ingat, orang lain bisa saja mengartikan berbeda. Ya,
berasumsi! Bagaimana kalau membawa sikap 'flirting' itu ke rumah dan
membuat pasangan Anda lebih bahagia. Flirting dengan istri atau suami
itu manjur sekali untuk menghangatkan rumah tangga—dan lagi lebih
menyenangkan.
2. Curhat dengan lawan jenis
Curhat mengenai sesuatu yang detail soal masalah rumah tangga dengan
orang lain di luar rumah benar-benar bisa menggiring Anda kepada masalah
baru yang tidak pernah Anda kira. Berawal dari rasa nyaman ketika
bercerita, belum lagi tepukan tangan yang menenangkan di pundak, dan
lebih parahnya, Anda mungkin akan menerima atau bahkan memberikan
pelukan kepada lawan bicara yang sedang bersedih. Masalah pribadi memang
sudah seharusnya disimpan di rumah sendiri. Berdiskusi dengan pasangan
mengenai apapun yang mengganggu adalah cara yang paling 'sehat'. Pelukan
atau bahkan sekadar belaian yang datang dari pasangan bisa lebih
menenangkan kita. Jika hal itupun tidak manjur buat Anda, Anda bisa
pergi ke saudara atau anggota keluarga yang bisa dipercaya, terapis atau
konsultan. Yang pasti, bukan seseorang yang mungkin saja bisa
"membajak" rasa cinta Anda dari pasangan dan akhirnya menghancurkan
rumah tangga Anda.
3. Janji 'ketemuan' dengan lawan jenis
"Cuma makan siang sama Doni 'kan nggak masalah," kata Tina dalam hati.
Atau, "Okay, pulang kerja aku mampir ya ke rumah kamu, tapi suamiku
nggak bisa ikut."
Mungkin dalam hati semua itu tidak akan menjadi masalah untuk Tina, tapi
sadarkah Anda bahwa berjanji bertemu dengan lawan jenis tanpa
didampingi pasangan itu justru sudah menjadi 'benih-benih' menuju sebuah
emosi yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan?
Bayu dan Prita adalah suami istri. Suatu hari Prita menemukan struk
makan siang untuk dua orang dari saku kemeja suaminya. Padahal mereka
memiliki rumah tangga yang baik. Ketika Bayu sampai di rumah, ia
menunjukkan struk itu dan bertanya "Ini apa?" Kemudian dengan tenang
Bayu menjelaskan "Oh, kemarin aku undang sekretaris kantor untuk makan
siang untuk sekadar mengucapkan terima kasih."
Prita menjawab "Aku mohon yang seperti ini jangan terjadi lagi ya?" Bayu
mengerti kesalahannya dan dia langsung merespons "Iya sayang, tidak
akan terjadi lagi. Akupun merasa aneh ketika makan siang hanya berdua
dengan dia." Tidak ada yang salah dengan jamuan makan siang; hanya saja,
jika Anda sudah menikah, lakukanlah itu sebagai acara group yang
melibatkan beberapa orang, atau ajaklah pasangan Anda. Dan tidak ada
yang salah pula dengan memperingatkan pasangan Anda tentang hal yang
salah—karena tindakan itu adalah bukti bahwa kita melindungi rumah
tangga dan menunjukkan cinta kita pada pasangan.
4. Menceritakan keburukan pasangan
Seorang sahabat tidak akan menjelek-jelekkan sahabatnya karena itu
adalah tindakan pengkhianatan. Apalagi sepasang suami istri yang adalah
sahabat satu sama lain, salah satu tugas mereka adalah saling melindungi
reputasi. Satu-satunya pengecualian adalah ketika pasangan mulai
melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini harudlah dilaporkan pada
pihak yang berwajib. Anda harus melindungi diri dan tentunya demi
keamanan anak-anak.
5. Online chatting
Menurut studi yang dilakukan oleh Beatriz Mileham dari Universitas
Gainesville di Florida, Amerika Serikat, online chatting telah menjadi
pemicu utama masalah dalam sebuah hubungan. Aktivitas internet semacam
ini terbukti telah mengacaukan banyak angka pernikahan di Amerika
Serikat. Contohnya, banyak yang bertemu kembali dengan mantan kekasih
lewat internet, kemudian berakhir pada perselingkuhan. Solusinya
gampang; "Jangan lakukan. Tindakan ini tidak sebanding keutuhan rumah
tangga dan perasaan anak-anak kita."
6. "Malas" berhubungan intim dengan pasangan
Ketika keintiman dengan pasangan mulai merenggang, keutuhan rumah tangga
bisa jadi taruhannya. Hubungan intim yang aktif dan terjaga hangat akan
mendekatkan pasangan satu sama lain baik sacara fisik maupun emosinal.
Memang tidak boleh ada paksaan dalam menjaga hubungan intim, karena
itulah diperlukan pengertian yang tulus antara satu dan lainnya.
7. Lebih mendahulukan anak dan orangtua
Pasangan adalah orang yang paling penting dalam hidup Anda. Hubungan
yang lainnya adalah yang nomor dua. Bukan berarti Anda tidak mencintasi
anggota keluarga yang lain, tapi lebih mendahulukan anak dibandingkan
dengan pasangan tentu bisa menyakiti pernikahan Anda tanpa Anda sadari.
Taruhlah pasangan di nomor 1 dan secara otomatis kita akan memberikan
kehangatan kebersamaan Ayah dan Ibu untuk anak-anak di rumah.
Sama halnya dengan orangtua Anda. Anda mencintai dan menghormati mereka,
tetapi mereka bukan prioritas utama. Suami dan istrilah yang utama.
Kebaikan hubungan antara kita dan pasangan juga akan secara otomatis
membawa energy yang baik di tengah keluarga besar.
0 komentar:
Post a Comment